Thursday, 30 December 2010
Catatan Akhir Tahun
2011 akan datang esok malam. 2010 akan segera pergi, menyisakan beragam kisah dan cerita tak berkesudahan. Merangkum perjalanan selama setahun ini tidaklah mudah, apalagi memilah cerita untuk mengukur sejauh mana kita telah melangkah menuju perbaikan diri. Apapun cerita itu, pada akhirnya kedatangan 2011 tak mungkin kita tolak. Meski masih begitu banyak hal yang belum terwujud, meski masih jauh perjalanan untuk mencapai cita-cita dan dambaan yang ingin kita raih.
Layaknya banyak orang telah mengatakan, yesterday was history, maka saya juga menempatkan masa yang telah lalu sebagai sejarah. Sejarah yang sebenarnya tak boleh dilupakan, namun juga tak pernah sengaja saya ingat-ingat. Ketika semua orang, pun media dan lembaga ramai-ramai menyusun lembaran kaleidoskop 2010 dengan beragam macamnya, saya tidak pernah melakukan itu. Bagi saya yang lalu sudah menjadi daun layu, dan bukan menjadi prioritas dalam hati dan logika. Jadi perlu saya katakan bahwa 2010 bagi saya bukanlah sebuah tahun yang istimewa.
Sebagian orang ada yang gembira, sedih atau bangga dengan segera berakhirnya tahun ini. Tapi saya, rasanya biasa saja, tidak ada duka, tidak juga gembira. Hanya optimis, mantap, mulai merenung kembali bahwa di tahun yang akan segera berganti ini perlu ada strategi baru lagi dalam segala hal. Seorang teman mengatakan, saya begitu mudah untuk lupa pada masa yang telah lewat. Ah, bukankah itu memang tipikal bangsa ini, kawan? Dan itu memang sifat manusia juga bukan?
Mudah sekali lupa!!
Yah, bagaimanapun juga adalah tepat rasanya untuk menyongsong datangnya 2011 dengan semangat baru, mengoleksi kembali butir-butir mimpi dan cita-cita yang belum tercapai untuk bisa diwujudkan di tahun depan. Masa depan yang kita sambut dengan perencanaan tidak akan terlalu buruk, meski segalanya tetap akan kembali pada kehendak Tuhan. Bagi masa yang telah lalu, mari kita simpan dalam album memori, entah itu kebahagiaan, euforia, atau bencana sekalipun. Mari bersama-sama optimis menatap hari esok.
Di tahun 2010 ini saya harus berterima kasih pada dosen pembimbing saya, yang telah dengan segala daya memberikan dorongan pada saya untuk terus menggali potensi diri, untuk membuktikan bahwa seorang Oyong pasti bisa melewati hal-hal tersulit sekalipun jika mau terus kerja keras. Terima kasih untuk seluruh sahabat yang ada dimanapun, atas semua yang yang telah kita lewati bersama, baik itu gembira dan tertawa, atau luka dan air mata. Dan yang tak terhingga, terima kasih untuk ibu bapakku, yang telah mencurahkan segala cinta dan cucuran belas kasih yang tak ada ujung. Dan di atas semua itu adalah pada Allah Swt., dari-Nya semua kebahagiaan ini datang. Semoga Engkau tiada henti mencurahkan rahmat di tahun yang akan datang dan seterusnya sampai ajal menjemput, amin.
SELAMAT TAHUN BARU 2011
Wednesday, 29 December 2010
Daemul Telah Berakhir
Akhirnya Presiden Seo Hye-rim mampu menyelesaikan 5 tahun masa jabatannya. Walaupun masih belum mampu membawa Korea Selatan menjadi the world-first-class country in industry, tapi telah mampu memberikan harapan dan perlindungan bagi rakyatnya. Ceritanya sih begitu, padahal kalau dilihat realitanya mah dunia sudah dipenuhi barang-barang buatan Korea kali. Setelah meletakkan jabatan presidennya, Seo Hye-rim kembali ke kampung halamannya, menyusul Ha Do-ya yang ternyata memutuskan untuk mundur dari jabatan prosecutor dan memilih melanjutkan usaha sup sapi milik ayahnya. Dan kemudian, mereka pun hidup bahagia selamanya, ah Cinderella Story banget nggak sih!! Sementara itu, Kang Tae-san yang sebelumnya mundur dari dunia politik dan pergi ke AS untuk studi hukum lebih lanjut, kembali ke Korea dan masuk ke partainya lagi, berjanji pada Seo Hye-rim akan menjalani karir politiknya kali ini dari awal lagi dengan lebih baik dari sebelumnya. Yah, intinya semua bahagia dah!!
Ada satu hal yang saya pikir menarik disini, bahwa rasanya di Korea sudah tidak membutuhkan perjuangan kesetaraan gender lagi. Kalau dilihat dari Daemul, bagi warga Korea sudah tidak aneh jika seorang perempuan menjadi presiden, atau menjabat posisi-posisi publik yang ada. Tentu apabila disertai dengan kualifikasi dan kemampuan yang baik. Bahkan perempuan di parlemennya dianggap sama dan setara sekali dengan laki-laki. Buktinya saat terjadi chaos di parlemen gara-gara masalah undang-undang misalnya, perempuan pun ikut-ikutan adu jotos. Ketika kampanye calon presiden, hal yang disorot dari Seo Hye-rim justru bukan pada keperempuanannya, melainkan lebih pada status jandanya, menurut saya dua hal ini beda lho. Ditambah lagi, sepanjang 24 episode Daemul, tidak ada sama sekali disinggung bahwa "presiden perempuan pertama" merupakan suatu hal yang istimewa. Ini sesuatu yang rasanya bisa kita jadikan studi menarik untuk kasus-kasus perempuan dan politik di Indonesia.
Dari Daemul juga bisa diambil sebuah konklusi indah, yang mengatakan bahwa sesungguhnya politik itu baik, politik itu sangat mulia, andai tujuannya benar-benar untuk kesejahteraan seluruh bangsa. Utamanya lagi adalah politik berprinsip yang teguh dan konsisten melindungi dan mengayomi rakyatnya. Demi mewujudkan mimpinya agar rakyat Korea merasa terlindungi dan diperhatikan oleh negara, Seo Hye-rim sejak awal mengedepankan prinsipnya untuk tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum, berlaku seadil dan sebenar-benarnya. Jika kemudian hingga kini masih ditemukan politik yang justru mencederai rakyat, bukan pada tempatnya untuk mengajukan corong pada subjek-subjek tertentu, tapi sesungguhnya itu adalah salah kita bersama, yang tidak peduli pada politik itu sendiri, tidak pernah menengok pada prinsip-prinsip berpolitik sehat dan mulia, membiarkan semuanya berlalu bersama angin, sehingga kemudian menjadi penghakiman secara diam-diam bahwa yang salah itu adalah benar, dan bahwa yang benar justru disalahkan.
Untuk para politisi yang memiliki wewenang agung membuat kebijakan bagi rakyat seluruh negeri, cobalah tengok ke dalam diri masing-masing. Apakah engkau menjadi politisi hanya untuk dirimu sendiri? Apakah engkau menjadi politisi hanya untuk anak, istri dan kerabatmu? Apakah engkau menjadi politisi hanya untuk bisa merasakan mewahnya beroda empat keliling kota? Atau nikmatnya tamasya ke seluruh dunia? Jika tak ada sedikitpun bayangan tangis rakyat yang tercekik akibat harga barang terus naik di matamu, cepatlah turun dari jabatanmu. Jika tak ada sedikitpun skema menyayat hati anak-anak kecil yang tak mampu sekolah di otakmu, segeralah berhenti.
Ah, rasanya saya mulai kena efek jajahan dari Korea nih, jadi semakin addicted sama drama jenis beginian. Masih ada the President, yang saya harap bisa juga memberikan cakrawala baru bagi pemikiran saya yang masih dangkal. Bagaimanapun, berakhirnya Daemul sedikit menyesakkan, karena kuliah fun-politics saya berarti berakhir juga. Tapi, pidato penutupan yang dibacakan Presiden Seo Hye-rim saat ia mengakhiri jabatannya sangat bagus juga untuk disimak dan direnungkan. Dan dengan itu pula, membuat salam say goodbye dari Daemul menjadi sangat indah dan berharga. Yah, sampai jumpa Ms. President, terima kasih untuk kebersamaan kita, dan lebih terima kasih lagi untuk pelajaran-pelajaran kecil namun bak mutiara kata yang tak terhingga yang kau berikan. I'll be missing you!!
Thursday, 16 December 2010
Saya Binguuung...
Sebenarnya informasi yang saya terima lebih dulu adalah tentang Athena, yah kira-kira dua bulan yang lalu deh. Saya tertarik menunggu drama ini karena dulu dikabarkan kalau di Athena akan ada Kim Min-jong, alumnus A Man Called God. Ditambah lagi kabar berikutnya mengatakan akan ada Choi Siwon juga (salah satu member Super Junior). Wah bakal seru nih. Kebetulan juga cerita dalam drama ini adalah tentang spionase (namanya juga Iris musim ke-2), salah satu bentuk cerita yang lumayan saya suka.
Judul drama ini adalah Athena: The Goddess of War, mengambil nama dari seorang dewi Yunani, Athena, yang dalam drama ini digunakan sebagai sebuah nama organisasi teroris yang membahayakan seluruh dunia. Kalau dilihat dari berbagai kabar yang beredar tentang drama ini, tampaknya memang drama ini dibuat dengan penuh rencana, dan menjadi salah satu proyek besar akhir tahun yang dijagokan oleh stasiun TV SBS. Kenapa begitu, karena yang saya lihat orang-orang yang tergabung dalam drama ini adalah orang-orang top semua, saudara-saudari sekalian. Ada Cha Seung-won, Jeong Woo-seong, Soo Ae, Kim Min-jong, Choi Siwon, plus Lee Jeong-gil (maaf kalau nggak dilampirkan gambarnya jadi mungkin saudara-saudari sekalian nggak paham yang mana orangnya, tapi bener kok itu orang-orang top semua). Nanti juga akan ada special appearance dari Girl's Generation, BoA dan Kim So-yeon. Sementara itu salah satu soundtrack akan diisi oleh TVXQ. Hayo, gimana coba?
Sementara itu tentang The President sebenarnya baru saya dengar baru-baru ini. Apa yang membuat saya jadi tertarik? Tidak lain adalah karena ada Seongmin (member lain lagi dari Super Junior). Dan ceritanya lagi-lagi sedikit ada hubungannya dengan bidang saya, yakni tentang kisah perjalanan seorang presiden (ada lah ya sedikit politik-politiknya, hehe *maksa). Tapi setelah beberapa hari lalu saya membaca reviewnya di hancinema.net, tampaknya drama ini tidak terlalu menyorot kondisi politik Korea, melainkan lebih kepada kondisi internal rumah tangga sang presiden. Jadi agak sedikit berbeda dengan Daemul yang sama-sama bercerita tentang presiden, coba nanti kita lihat ya. Nah, kalau Athena menjadi andalannya SBS, maka The President menjadi kebanggaan KBS dan sudah mulai diputar sejak 15 Desember di negeri aslinya.
Masalahnya adalah, ketika saya menengok situs langganan tempat saya meng-update drama Korea terbaru, kedua drama itu sudah keluar bersamaan saudara-saudari sekalian, walaupun masih belum ada subtitlenya ya. Lah kan saya jadi bingung, mau pilih nonton yang mana dulu. Sedangkan drama yang kemarin (Daemul, It's Okay Daddy's Girl) saja belum lama mulai. Belum lagi saya juga sambil nonton Conan. Belum lagi masih ada skripsi yang belum beres-beres sampai sekarang. Tuh kan, gimana dong (harusnya sih lebih baik memilih yang prioritas ya, jadi maaf ya saudari-saudari sekalian, maklum mengerjakan skripsi juga butuh hiburan, hehehe). Ini saja sudah saya kurangi lho, sampai nggak nonton Flames of Ambition (padahal drama ini juga banjir aktor-aktris top), Fugitive Plan B (dramanya Rain, tapi saya nggak terlalu tertarik sih dari episode pertamanya), Mary Stayed Out All Night (dramanya Moon Geun-yong dan Jang Geun-seok, yang ini idem sama dramanya Rain, nggak terlalu interest), Home Sweet Home (terlalu horor menurut saya), Secret Garden (ada Ha Ji-wonnya sih, saya kan nggak ngefans sama dia, hehe) dan juga Queen of Reversal (ah ini mah nggak ada tertariknya sama sekali, maaf yaa).
Jadi, gimana nih, setelah saya pikir-pikir sih saya tetap mau nonton dua-duanya. Tunggu saja kalau subtitlenya sudah keluar dan ada hal-hal yang menarik untuk dishare disini, akan saya tulis lagi deh. Silakan saja kalau mau menonton drama yang tidak masuk daftar tontonan saya. Itu kan semata-mata karena saya nggak terlalu tertarik, walaupun orang bilang dramanya lucu, aktornya ganteng, atau ceritanya romantis. Tapi kalau saudara-saudari sekalian mau nonton mah nggak masalah kali, hehe.
Oke, sekian dulu deh hari ini. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya ya!!
Sunday, 12 December 2010
Ini adalah Cerita tentang Ayah
Jujur nih, sebenarnya saya baru juga baru nonton 3 episode lho, tapi dari ke-3 episode itu saya boleh jamin, dramanya oke (walaupun ceritanya agak rumit ya). Kalau misalnya saudara-saudari sekalian sudah ada yang baca sinopsisnya dari sumber apapun itu, disitu tertulis bahwa drama ini bercerita tentang seorang anak gadis,Eun Chae-ryeong (diperankan oleh Moon Chae-won) yang sangat bergantung pada ayahnya. Sebagai anak bungsu, Chae-ryeong sangat manja, banyak maunya, masih childish banget gitu lah. Tapi kemudian karena ada suatu accident yang menimpa ayahnya (saya belum tahu apa bentuknya), memaksa Chae-ryeong untuk menjadi dewasa.
Dari 3 episode awal yang sudah saya tonton, sepertinya memang sang ayahlah yang menjadi pusat cerita. Bagaimana ia memperlakukan anak-anaknya dengan penuh kasih, tidak memaksakan sesuatu pada sang anak, bertanggung jawab dan benar-benar berusaha melindungi anak-anaknya meski nyawa taruhannya (jadi ingat ayah saya nih, hikshiks). Dia juga tidak segan untuk belajar dari anaknya tentang sesuatu yang ia belum tahu.
Tapi di sisi lain, karena drama ini juga menceritakan keluarga lain lagi, ada juga sosok ayah yang nyebelin ampun-ampunan. Tidak mau bekerja, justru anaknya yang disuruh mencari nafkah sementara ia santai-santai di rumah. Bahkan ketika ia berulang tahun, ia justru meminta anaknya membiayai liburan yang dia sendiri mengharuskan ke tempat yang jauh lagi mahal. Bayangkan, dari 3 orang putra, semuanya disuruh bekerja, yang bungsu paling parah, sampai-sampai nggak bisa mengambil scholarship dan kuliah karena ayahnya berpikir kuliah nggak bisa mendatangkan uang (emosi saya bergemuruh lho sampai di adegan ini).
Dan lagi-lagi saya harus melihat permainan-permainan menyebalkan di dalam drama, ada suap-menyuap disini, perjodohan yang melihat pada harta semata, seseorang yang meng-underestimate orang lain seolah-olah orang lain itu bukan manusia, dan banyak lagi yang lain. Yah namanya juga drama, kalau datar-datar saja kan nggak lucu juga. Lagipula dalam realita juga ada yang seperti itu (semoga kita tidak terpengaruh yang jelek-jeleknya ya).
Buat ELF, nah disini kesempatan kita melihat akting Lee Donghae nih. Di drama ini ia berperan sebagai Choi Wook-gi, anak bungsu yang sebenarnya cerdas dan pintar tapi nggak boleh kuliah oleh orang tuanya. Dia malah diharuskan bekerja keras cari uang, dari jadi tukang laundry, menjual makanan, kerja di pabrik, duh kasian deh ngeliatnya. Tapi cakepnya nggak ilang kok, hehehe.
Yah, pokoknya drama ini oke lah, buat saya sih drama ini mengingatkan kembali untuk selalu sayang dan hormat kepada orang tua khususnya ayah, berusaha memahami bahwa apapun larangan yang diberlakukan ayah pada saya sebenarnya adalah sebuah bentuk kasih sayang. Bahwa sekeras apapun didikan ayah, di balik itu selalu ada potongan kekhawatiran pada sang anak, apakah anaknya sudah makan atau belum, aman atau tidak, dan seperti apapun sikap keras ayah, dia hanya mengharapkan yang terbaik untuk anaknya (terima kasih, Ayah!).
Silakan ditunggu ya saudara-saudari sekalian, nanti kalau dvdnya sudah keluar langsung ambil saja. Sekian dulu ya, sampai jumpa.
P.S. Untuk para ayah yang baik di seluruh dunia, Anda semua hebat!!!
Wednesday, 3 November 2010
Pertama Kali Mengenal FT-Island
Silakan dinikmati ya...
Lumayan lah buat melepas lelah, apalagi kalau seirama dengan kisah Anda, bisa jadi salah satu soundtrack hidup nih, hehehe.
Thursday, 28 October 2010
Sebuah Pesan dari Super Junior's Miracle
Itulah slogan yang berulang kali didengungkan di salah satu reality show populer di Korea bertajuk Miracle, sebuah acara yang sukses melambung dengan nama Super Junior di belakangnya. Dari ke-13 member Super Junior, 5 diantaranya muncul di acara ini sebagai pemandu, yakni Leeteuk, Kangin, Eunhyuk, Shindong, dan Sungmin (saya tidak tahu persis apakah acara ini masih ada hingga sekarang, karena yang saya tonton sudah edisi lama sebelum Kangin masuk wajib militer).
Saya tidak ingin membahas bagaimana tingkah polah Super Junior disini, bagaimana mereka mampu membawa pemirsa acara ini tertawa tergelak-gelak melihat kelakuan kocak mereka, atau bagaimana mereka bersama-sama memperjuangkan sesuatu hingga berhasil dan terhanyut dalam sebuah perasaan mengharu biru. Namun tidak saya pungkiri juga, Korea pasti bangga mempunyai Super Junior, yang di kala memiliki popularitas sangat tinggi tetap rendah hati dan tidak lupa pada sekitarnya, hingga membuat sebuah program seperti Miracle ini.
Jadi, di Miracle ini Super Junior akan mencari 2 orang muda yang mempunyai mimpi, cita-cita dan keinginan untuk maju, namun terhambat oleh beberapa keadaan. Di beberapa episode yang saya tonton, hambatan itu mayoritas datang dari keluarga, entah itu dalam hal ekonomi, psikologis (keluarga broken home) atau lingkungan sekitar tempat tinggal yang tidak kondusif dan memungkinkan untuk berkembang. Lalu, dengan melihat kompetensi yang ada pada anak-anak muda itu, Super Junior akan mencarikan mentor yang sanggup dan sesuai untuk membimbing mereka. Tidak jarang Super Junior memilih mentor dari kalangan public figure, yang saya lihat mereka pernah menunjuk seorang desainer kondang, pianis terkenal Yiruma, seorang reporter nasional, seorang jaksa wilayah, hingga anggota parlemen dan Menteri Urusan Kesehatan, Kesejahteraan dan Keluarga.
Super Junior lalu akan mempertemukan anak-anak muda berbakat dan bercita-cita itu dengan para mentor. Dari situlah kemudian para mentor akan memberikan arahan, nasihat dan bimbingan untuk memotivasi anak-anak muda itu agar terus gigih mengejar cita-cita mereka.
Hmmm..di awal acara mungkin kita masih tertawa-tawa melihat polah kocak Super Junior, namun ketika sudah sampai di ujungnya, waaah terharu luar biasa. Ya terharu sama anak-anak mudanya, plus kagum dengan cara Super Junior membagi cinta dan kepedulian setelah mereka menerima begitu banyak dukungan dari fans. Dan di atas semua itu, saya pribadi sangat tergugah dengan kesanggupan para public figure, yang di tengah padatnya aktivitas dan kesibukan masih bersedia untuk menjadi mentor bagi anak-anak muda "biasa".
Dengan menulis ini bukan berarti saya begitu "mendewakan" segala sesuatu tentang Korea, hanya ingin berbagi, andai saja orang-orang yang kini sudah menjadi hebat bersedia menengokkan kepalanya sejenak ke sekeliling mereka, lalu dengan penuh kesungguhan memberikan dorongan dan arahan bagi kaum muda yang memiliki harapan dan cita-cita namun menghadapi begitu banyak rintangan dalam perjalanan hidupnya. Saya yakin, anak-anak muda itu akan berterima kasih, meski hanya sekedar perhatian dan dorongan sekecil apapun. Ingat saudara-saudari, seorang Soekarno tidak akan mampu melahirkan konsep nasakom tanpa ia tahu dan dekat dengan seorang HOS Tjokroaminoto. Tak ada seseorang yang sukses tanpa figur seorang "guru" di belakangnya.
Jadi, marilah kita belajar dari Miracle, untuk selalu berbagi kebahagiaan, selalu memberikan dorongan dan semangat bagi sekeliling kita agar kita semua maju bersama-sama dalam kebaikan. Dan bagi Anda yang telah lebih hebat dari kami, kami mohon janganlah merasa berat berbagi ilmu, janganlah merasa berat untuk mendampingi kami dalam meraih harapan-harapan kami, kami tahu Anda pun mempunyai harapan pribadi, namun tidakkah Anda ingin sekeliling Anda berkembang bersama? Mimpi anak muda, adalah masa depan Indonesia (hehe, nyontek banget, maafin ya).
*Terima kasih untuk Bapak dosen pembimbing saya yang terhormat, yang tanpa saya sadari, Bapak telah mendorong saya untuk terus berusaha keras, mencari dan menemukan sesuatu. Maafkan saya yang masih tertatih-tatih memenuhi harapan Bapak. Janji saya, saya akan terus berusaha lebih baik lagi. Insyaallah, amin.
Wednesday, 27 October 2010
Untuk Sang Juru Kunci yang Telah Pergi
Itulah yang sering kita dengar terlantun dari bibir Sang Juru Kunci gunung elok nan menghanyutkan, di layar televisi. Seseorang yang telah sepuh, yang menjadi abdi kepercayaan Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk "menjaga" Merapi. Dialah mbah Maridjan, yang pagi ini muncul kembali di layar televisi, sebagai salah satu korban yang dipanggil Tuhan lantaran sekitar pada pukul 17.30 Selasa 26 Oktober lalu Merapi memuntahkan isi perutnya.
Terkisah, Mas Penewu Suraksohargo, yang kemudian lebih kita kenal sebagai mbah Maridjan, lahir di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta pada tahun1927. Mbah Maridjan memiliki seorang istri bernama Ponirah, dan dikaruniai 10 orang anak (5 diantaranya telah meninggal), 11 cucu, dan 6 orang cicit.
Mbah Maridjan diangkat menjadi abdi dalem Keraton Kesultanan Yogyakarta pada tahun 1970, dan diberi jabatan sebagai wakil juru kunci berpangkat Mantri Juru Kunci, mendampingi sang ayah yang saat itu menjabat sebagai juru kunci Merapi. Pada saat menjadi wakil juru kunci, mbah Maridjan sering mewakili ayahnya memimpin ritual labuhan di puncak Merapi. Lalu pada tahun 1982, ketika sang ayah wafat, mbah Maridjan pun melanjutkan tugas sang ayah menjadi juru kunci.
Sebenarnya, tidak ada hubungan khusus antara saya dengan mbah Maridjan. Namun, hanya dengan melihat sosoknya yang telah renta, entah mengapa seperti ada getaran tertentu yang sulit dideskripsikan dengan kata-kata. Saya pikir, mungkin karena sosok mbah Maridjan mengingatkan saya pada alm. kakek saya. Dalam keseharian mereka sama-sama mengenakan baju batik, berpeci hitam, dan sama-sama sudah sepuh. Terlebih lagi, kakek saya dulu tinggal di Magelang, tidak jauh dari Merapi, dan pernah mengalami langsung letusan Merapi sekitar tahun 1930-an.
Merapi memang sudah terkenal di dunia sebagai salah satu gunung yang aktif. Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar setiap 10-15 tahun. Merapi sempat membuat geger seluruh negeri di tahun 2006 dengan adanya gempa susul-menyusul dan gejala deformasi, hingga kemudian benar-benar meletus pada 15 Mei 2006. Hujan abu vulkanik dan awan panas (tenar dengan sebutan wedhus gembel) kemudian melanda Magelang, Sleman, dan sekitarnya.
Kini, di tahun 2010 Merapi kembali "batuk", dimulai dari naiknya status dari Normal menjadi Waspada pada akhir September lalu. Tanggal 21 Oktober status kembali dinaikkan menjadi Siaga. Puncaknya, pada 25 Oktober Merapi dinyatakan Awas. Sejak hari itu warga mulai panik, segala macam persiapan dilakukan demi mengantisipasi keadaan yang lebih buruk.
Hanya selang sehari, Merapi benar-benar memuntahkan muatannya. Selasa 26 Oktober 2010, dimulai pukul 17.02 Merapi mulai mengeluarkan awan panas setinggi 1.5 meter, mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo. Erupsi terjadi kembali sekitar pukul 17.23, ditandai dengan bunyi dentuman keras dan membubungnya asap hitam tebal dan awan panas setinggi 1.5 kilometer. Hujan abu pun turun hingga melebihi batas aman bencana, bahkan masyarakat yang berada lebih dari 20 kilometer pun mengalaminya.
Semalaman saya ikut panik lantaran rumah Pakdhe saya pun berada di Magelang, dan belum ada satupun keluarga yang mengetahui keadaannya. Dari jejaring twitter saya berupaya untuk terus mengetahui perkembangan yang terjadi, termasuk tentang keberadaan mbah Maridjan yang hingga saya berangkat tidur masih simpang siur. Esoknya, saya bersyukur karena Pakdhe dan seluruh keluarga, juga teman-teman saya yang berada di Yogyakarta dan sekitarnya baik-baik saja. Namun, justru yang tak disangka, mbah Maridjan menjadi salah satu korban yang tewas akibat awan panas Merapi.
Ya, sang juru kunci telah meninggalkan dunia fana ini menghadap Tuhannya. Ditemukan oleh tim SAR dalam keadaan sedang bersujud, sungguh makin membuat saya tergetar. Memang tidak ada ikatan dan kedekatan tertentu, namun baiklah dalam hubungan sebagai sesama makhluk Yang Mahakuasa, saya ingin mengantarkan mbah Maridjan.
Selamat jalan, mbah Maridjan.
Semoga seluruh amalanmu diterima oleh Yang Maha Agung, dan loyalitas serta integritasmu dalam memberikan pengabdian memberikan arti, meninggalkan bekas dalam kehidupan kami. Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan perlindungan dan rahmat kepadamu. Amin.
Thursday, 14 October 2010
This is a Story About the First Female President of Republic of Korea
Dengan mengambil judul DAEMUL, yang bisa diartikan sebagai "Big Things", drama ini juga dikenal orang dengan "The President" atau "The Substitute".
Drama ini merupakan remake dari sebuah kartun berjudul sama karangan Park In-kwon. Bercerita tentang kisah seorang presiden wanita pertama di Korea yang dulunya berlatar belakang sebagai anchor, juga aktivis hak asasi manusia.
Di Korea sendiri saat ini, Daemul cukup sukses menarik minat viewer dengan mengantongi 21.5% rating di episode pertamanya. Sukses ini bahkan mampu mengungguli drama lain yang juga bisa dikatakan cukup oke, seperti Mischievous Kiss-nya Kim Hyun Jung, bahkan juga drama barunya Rain-The Fugitive Plan B. Bagi saya sendiri yang baru menonton episode 1 kemarin, kesan pertama sungguh luar biasa. Sepanjang drama diputar saya tidak berhenti berpikir, andai saja semua presiden seperti tokoh utama drama ini, alangkah indahnya dunia (khususnya Presiden Republik Indonesia ya, hehehe). Bagaimana tidak, ketika ada rakyatnya yang tak terduga melanggar batas dengan negara orang karena kapal selamnya tertabrak karang saja, sang presiden sampai merelakan dirinya menjadi "sandera" demi menyelamatkan mereka dan mencegah negara dari perang. (Well, saya nggak belajar diplomasi sih ya, jadi tolong maklumi komentar yang seada-adanya ini.)
Tapi sayang sekali dramanya baru mulai, karena itu tentu saja belum beredar di Indonesia tercinta ini. Saya sendiri menonton lewat beberapa situs internet yang kadang juga nggak terlalu update, belum lagi subtitle-nya yang lamaaa banget, harus super sabar nih kayanya. Menurut hancinema.net, drama ini akan dibuat sebanyak 26 episode dan ditayangkan setiap Rabu dan Kamis pukul 21.55. Sayang nggak sampai nih sinyal SBS ke tempat saya (padahal kalau sampai juga nggak bakalan ngerti, lha wong bahasanya saya nggak bisa kok). Ya sudahlah, yang suka drama ini mari kita bersabar bersama-sama saja deh...
THE CAST
Inilah dia Sang Presiden, Seo Hye-rim, yang dimainkan oleh Ko Hyun Jung. Awalnya dia adalah seorang anchor sebuah stasiun TV, namun kemudian dipecat karena melakukan protes atas kematian suaminya yang merupakan seorang reporter khusus daerah konflik di Afghanistan. Menurutnya, negara tidak bisa melindungi warganya, bahkan ketika warganya itu sedang berada dalam persimpangan hidup dan mati. Menurut sang sutradara, karakter Presiden Seo ini sebenarnya adalah sebuah gambaran harapan masyarakat luas tentang seorang presiden yang ideal bagi mereka.
Nah, kalau ini adalah Ha Do Ya, diperankan oleh Kwon Sang Woo.
Seorang prosecutor yang kelak akan sangat memberikan dukungan kepada Seo Hye-rim. Sewaktu masih sekolah, Do Ya tidak suka belajar sama sekali. Namun ketika ayahnya dipaksa untuk menjilat sepatu seorang pejabat lantaran Do Ya dan anak pejabat itu berkelahi, dia berubah. Dia kemudian bercita-cita untuk menjadi seorang penegak hukum yang berani menindak pejabat sehebat apapun. Di kemudian hari itu memang dia buktikan (walaupun kelakuannya kadang tetep nyebelin dan terkesan main-main). Sebenarnya Ha Do Ya sudah menaruh hati sama Seo Hye-rim sejak pertama kali ketemu, makanya waktu tahu Seo sudah menikah dan punya anak, dia sempat patah hati. Tapi kemudian dia tetap mendukung Seo kok, termasuk ketika Seo berjuang menuju kursi Republik Korea-1.
Kang Tae-san, diperankan oleh Cha In Pyo.
Orang ini adalah salah seorang anggota Congressman yang menjadi rival Seo lahir batin. Ya gimana nggak jadi rival, Kang Tae-san ini adalah salah satu anggota partai yang sedang berkuasa dan menjadi salah satu kandidat kuat pada pemilihan presiden. Ketika muncul Seo yang merupakan representasi dari aktivis, orang yang istilahnya nggak ada dasar politik dan pemerintahan sama sekali untuk menjadi presiden, kesempatannya jadi berkurang dong. Di episode 1 yang baru saya tonton, Kang Tae-san ini sepertinya memang pejabat yang sangat berpengaruh, pintar pula. Orang ini juga yang ketika Presiden Seo berdiplomasi dengan China soal kapal selam yang melanggar batas negara, bersikap sangat offensive bahkan sampai-sampai mau melakukan impeachment terhadap Seo.
Onnie yang satu ini adalah Lee So-kyeong, berperan sebagai Jang Se-jin.
Belum banyak yang bisa saya ceritakan tentang orang satu ini, karena pemunculannya di episode 1 masih sangat sedikit. Saya bahkan belum tahu Jang Se-jin ini disini jadi apa, profesinya maksud saya. Tapi menurut hancinema.net, dia adalah seorang kurator wanita. Di sebuah sumber ada yang mengatakan "overseas career woman". Digambarkan bahwa dia merupakan sosok wanita yang sangat memiliki cita rasa seni, bahkan menggunakan seni untuk bernegosiasi (maksudnya?), juga seksi, bijak, namun arogan. Kita lihat saja nanti sejauh mana Jang Se-jin mempengaruhi perjalanan Seo Hye-rim, Ha Do-ya dan Kang Tae-san.
Oke deh, saudara-saudari sekalian. Cukup segini dulu ya infonya, karena nontonnya juga baru mulai, kalau di tengah perjalanan ada yang menarik akan saya tulis lagi.
Saturday, 4 September 2010
Absen Dulu Ya Nulisnya...
Sampai jumpa ya...
Sekalian juga, saya mau mengucapkan,
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1431 H
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
Thursday, 26 August 2010
Pertarungan Antar Pengacara dalam Partner, Sebuah Drama Besutan KBS
Partner berkisah tentang lika-liku perjalanan yang dialami oleh sekelompok pengacara yang tergabung dalam sebuah law firm. Bagi kita yang orang biasa, partner dapat berarti teman, entah itu teman di sekolah, teman kampus, teman sekelompok belajar, teman satu klub, atau mungkin hanya teman makan bersama. Bisa juga teman satu kosan, tetangga satu kontrakan, rekan kerja, atau pasangan hidup. Apapun boleh asal partner itu ada di sisi kita, berjuang bersama, saling memberi dan menerima, mendukung satu sama lain, dan terikat oleh sebuah tali emosional tertentu. Tapi bagi sebuah law firm, partner berbeda dari apa yang telah saya sebut sebelumnya. Partner, adalah mereka yang memiliki power, bertahan dengan segala macam pengaruh yang mereka miliki, puncak dari sebuah piramida penguasaan atas hukum.
Bagi sebuah law firm, partner tidak lain adalah dunia entreprises yang gegap gempita akan popularitas, pengaruh, dan uang. Sesama law firm akan bertarung, berhadapan satu dengan yang lain demi mendapatkan partner yang berkuasa penuh, khususnya yang memegang kendali bisnis dan banyak uang. Mereka berjuang, bukan demi apa-apa, melainkan hanya untuk dekat dengan kekuasaan, hingga akhirnya hanya akan menjadi budak uang. Itulah sekilas pesan yang muncul dari drama Partner ini.
Namun, Tuhan selalu adil. Jika siang bumi dipanggang oleh panasnya matahari, maka malam Ia ciptakan dingin dan kesejukan. Artinya, segala sesuatu selalu ada pasangannya, selalu ada lawan. Kang Eun Ho (diperankan oleh Kim Hyun Ju) adalah salah satu sosok pengacara yang berusaha untuk melawan kepincangan yang terjadi dalam pertarungan antar-law firm itu. Bersama dengan Lee Tae Jo (dimainkan oleh Lee Dong Wook), mereka bersama-sama berusaha membuat hukum menjadi alat yang benar-benar adil bagi masyarakat.
Ya, yang selalu menarik dari suatu kasus hukum tidak lain adalah ketika seseorang dengan pengaruh dan kekuasaan tinggi melarikan diri dari hukum yang menjeratnya, lalu menimbulkan kesengsaraan bagi orang yang tak bersalah. Banyak scene dalam drama ini yang begitu berani mengungkap kebobrokan mental para pemangku kekuasaan baik itu politik maupun bisnis, berusaha untuk "membeli" hukum dengan kekuasaan yang mereka punya. Satu hal yang boleh saya simpulkan (walaupun ini juga sudah menjadi rahasia umum) adalah bahwa UANG BISA BICARA, BUNG!
Tapi, bagaimanapun juga, selalu ada jalan dalam setiap peristiwa, saudaraku. Ini yang ingin coba disampaikan dalam Partner melalui kerja keras Kang Eun Ho dan Lee Tae Jo. Keyakinan, keteguhan hati untuk membela yang tidak bersalah seperti apa pun keadaannya, konsistensi pada nilai-nilai kebenaran, dengan itu semua mustahil tidak terwujudkan keadilan itu. Asal kita telah melakukan usaha yang terbaik, tentu jawaban akan datang.
Silakan, bagi yang mau nonton drama ini, lumayan bagus kok. Alurnya juga nggak serius terus, ada juga adegan-adegan lucu dan menggemaskan dari duo pentolan dalam drama ini. Selain Kim Hyun Ju dan Lee Dong Wook, masih ada Choi Chul Ho (yang baru ditangkap polisi gara-gara pemukulan terhadap seorang wanita), Lee Honey (3rd Runner Up Miss Universe 2007), dan Lee Jeong Gil (yang jadi kakeknya Yoon Ji Hoo di BBF, disini dia jadi ayahnya Tae Jo). Hanya 16 episode saudaraku, selamat mencari di toko dvd favorit Anda.
Thursday, 19 August 2010
Sehari Setelah Prosesi Perayaan Hari Kemerdekaan Itu...
18 Agustus 2010
adalah awal dari perjalanan panjang saya merampungkan prasyarat menjadi seorang sarjana. Laksana bedug sahur ditabuh memanggil semua orang mukmin untuk bangun awal di bulan Ramadhan, sirene pun telah bergema di seluruh persendian tubuh, mengingatkan untuk tidak lagi main-main.
Kerja keras mesti kembali dipompa, keyakinan dan keteguhan harus kembali disulut. Lupakan masa lalu yang tak perlu, buatlah pijakan baru. Maka ketika sebuah harapan telah diawali dengan baik, bukankah selanjutnya harus lebih baik?
Wish you very good luck for my dearest fellows, Rachmatsyah, Anggitha Oktavianasari, Puspita Sari, and M. Kusno Arinugroho. Let's do our best to solve and finish each one the line of our final assignment.
Tuesday, 17 August 2010
Suka Duka Seorang Dokter Kandungan dalam OBGYN DOCTORS
Jadi selama ini kerjaan saya maiiin terus, maklum lagi libur. Lebih sering jalan-jalan daripada mencari inspirasi buat menulis (padahal jalan-jalan pun bisa dijadikan inspirasi, betul?). Tapi ya sudahlah, tokh kali ini saya kembali lagi, hehehe.
Selama libur ini, saya banyak menghabiskan waktu di Reader's Zone, sebuah komunitas baru untuk yang suka membaca. Ada library, bookstore (harganya murah-murah lho!), dan semua itu dikemas dengan pengaturan tempat yang "anak muda banget". Tapi berhubung cuma buka sampai jam 10 malam, jadi ya tetap saja tidak puas mengodak-aduk buku yang ada. Nah, kalau sudah begitu saya pasti kembali ke kesukaan saya yang lain, tidak lain adalah NONTON DRAMA KOREA.
Yup, setelah menamatkan beberapa seri drama yang oke (sebagian sudah saya tulis juga), this time I come back with a new drama. Judulnya,
OBSTETRICS AND GYNECOLOGY DOCTORS
Waaah, keren nggak tuh? Kurang lebih artinya Dokter Kandungan (kamus ngarang ala Oyong, jangan diikutin ya cara penerjemahan seperti ini, tidak baik untuk kesehatan, LHO???) Yah, tapi pokoknya secara garis besar drama ini memang menceritakan tentang kisah hidup seorang dokter ahli kandungan. Kerjaannya membantu para wanita mulia melahirkan, kalau misalnya dengan C-section ya pasti kerjaannya membedah perut para ibu. Selain itu juga menjadi tempat untuk mengadukan segala permasalahan khusus soal kesehatan reproduksi wanita.
Korea memang sudah tidak asing lagi soal kemampuan membuat drama yang bermutu. Sebelumnya, sebuah drama yang mengangkat kisah para dokter juga pernah ditayangkan (Surgeon Bong Dal Hee). Bedanya, Surgeon Bong Dal Hee berkisar pada dokter bedah jantung dan spesialis kanker. Hampir sama seperti Surgeon, Obgyn Doctors sedari awal sudah menampilkan kondisi yang berciri khas dunia kedokteran, darah dimana-mana, ambulans tidak berhenti berdengung, operasi demi operasi, bedah sana sini, dan beragam istilah kesehatan yang saya kurang paham. Tapi tidak apa-apa, saya malah jadi makin tahu banyak hal, misalnya C-section, ichtyosis, lalu beberapa istilah tentang alat reproduksi wanita.
Selain ginekolog, ada sisipan cerita juga tentang seorang dokter ahli anak. Kalau ini sih lebih karena terkesima pada kegantengan Go Joo Won, hehehe. Bagaimana dia sangat well-talented, tidak pernah menyerah untuk terus menyelamatkan pasien-pasiennya (saya rasa para dokter di seluruh penjuru dunia pun akan begitu). Juga ada sedikit cerita tentang seorang dokter tempat konsultasi para pasutri.
Konflik diramu sedemikian rupa, antara dokter dengan pasiennya, sesama dokter (saya tidak mengerti, apakah sesama dokter harus saling bersaing satu sama lain, saya pikir mengabdi pada masyarakat adalah yang utama), juga ada konflik antar pribadi, biasa lah drama kalau nggak ada bumbu romantisnya nggak ada yang nonton.
Yah, yang jelas, di luar itu semua drama ini recommended banget deh. Apalagi untuk para dokter, calon dokter, atau yang bercita-cita jadi dokter. Tidak mengecewakan pokoknya. Bagi yang berminat, silakan cari dvdnya, cuma 16 episode saja kok. Saya tidak menganjurkan untuk beli yang bajakan lho ya (soalnya saya nonton lewat internet sih, hehehe), karena piracy is crime. Tapi kalau menunggu diputar di televisi Indonesia juga entah mau sampai kapan. Yah terserah lah, yang jelas drama ini top deh!!!
Saturday, 24 July 2010
the Red Public Telephone Box
Nah, waktu itulah Potter sama Mr. Weasley makai red box public phone buat masuk ke Kementerian, soalnya Potter terhitung guest, jadi tidak boleh masuk lewat jaringan Floo.
Harry Potter, salah satu film yang menemani pertumbuhan saya. Ya iya dong, bayangkan, di otak saya sudah ada Harry Potter sejak dari SMP. Tapi, masih kalah sih kalau dibandingkan sama Doraemon dan Meitantei Conan. Salut buat orang-orang yang ada di balik mereka, bisa membuat karya yang everlasting.
Pertanyaannya, bisa nggak ya saya mengikuti jejak mereka???
*semua gambar diperoleh dari internet
Tetapi saudara-saudara, ternyata eh ternyata red public phone box ini memang menjadi salah satu ikonnya UK lho. Didesain oleh Sir Giles Gilbert Scott, red box tidak hanya ditempatkan di jalan-jalan atau kios, tapi juga di hotel dan toko-toko besar. Desain demi desain diluncurkan, dari generasi ke generasi juga diperbaiki, dari yang mirip kios, kantor pos atau desain yang lebih ekonomis. Tapi kemudian, jadilah dia seperti yang sekarang.
Hmmm...semakin ingin menjejakkan kaki di Inggris nih. *Note: sejak dulu negara destinasi yang ingin sekali saya kunjungi tidak lain Inggris dan Korea. Ke Korsel sudah, Inggris kapan???
Tuesday, 20 July 2010
H.I.T.; Menonton Sepak Terjang Polisi Korea
First, someone who has a knack for the work and had a strong sense of justice since they were young,
Second, person who grew up with a cop in the family,
Third, person who is physically able and strong, and thinks that being a cop would be a good way to make a stable living,
Fourth, person who's had someone close to them be victimized.
If you are the fourth, don't do that.
You'll just make you and the people around you suffer.
You'll ruin your life as well as the live of others.
Just forget about it, and live well."
Belum lama ini saya menyelesaikan sebuah drama yang sebenarnya sudah agak lama. H.I.T, kependekan dari Homicide Investigation Team. Mulai diputar di MBC sejak Maret sampai Mei 2007, drama ini ditayangkan sepanjang 20 episode. Berkisah tentang sepak terjang sebuah tim kepolisian yang khusus menangani masalah kejahatan tindak kekerasan. H.I.T. pada awalnya dibentuk sebagai sebuah tim baru akibat maraknya tindak kekerasan yang sangat meresahkan masyarakat. Dalam perjalanannya, H.I.T. banyak dihadapkan dengan kasus pencurian, penyelundupan obat terlarang, transaksi ilegal, dan yang paling heboh adalah kasus pembunuhan berantai yang memakan banyak korban. (Baru pertama kali ini saya selesai menonton drama thriller-misteri sampai tuntas, biasanya berhenti di tengah jalan, kalau nggak bosan ya sudah ketakutan duluan.)
A series about professionals
Kebanyakan drama menggunakan profesi semata-mata sebagai latar dari tokoh tertentu. Profesi hanya dimunculkan sebagai upaya mempertajam karakter si tokoh. Dalam H.I.T. profesi justru memegang peranan penting secara keseluruhan dan hampir di tiap episode. Tentu saja sebagian besar mengacu pada suka duka para tokoh sebagai polisi. Ada prosecutor disini, namun sisi profesinya tidak terlalu tajam.
A story of a team
Saya belajar banyak hal tentang manajemen tim yang efektif disini. Betapa sang leader harus membuat kalkulasi yang tepat agar tugas yang begitu berat dan banyak bisa selesai meski hanya dengan sedikit orang. Saya juga memahami, ketika seseorang telah menjadi pemimpin di kelompoknya, bukan berarti ia dapat berlaku seenaknya. Dia justru harus bekerja lebih keras dibanding anak buahnya, setia dan loyal, serta menyelami setiap kondisi mereka. Menjadi pemimpin adalah bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani.
A series that challenges the stereotype
Di negara manapun, selalu ada anggapan bahwa polisi, jaksa, atau profesi lainnya yang berhubungan dengan hukum identik dengan korupsi, kolusi dan nepotisme. Dalam drama ini muncul sebaliknya, bahwa ada juga polisi yang benar-benar setia mengabdi untuk rakyat. Ada juga bagian yang memperlihatkan ketika salah satu jaksa "dibeli" oleh para pengusaha untuk melicinkan perkara mereka, diseimbangkan dengan jaksa yang jujur, berani, yang pada akhirnya memunculkan kebenaran sebagai pemenangnya. Hal yang lain berkaitan dengan stereotype adalah bahwa detektif khusus kriminal tindak kekerasan tidak selalu hanya laki-laki. Ini terlihat dari sebuah tim yang semua anggotanya laki-laki tapi dipimpin oleh seorang perempuan.
A constant roller-coaster ride
Tidak ada yang lebih menegangkan dalam drama ini selain satu demi satu kasus kriminal yang muncul. Mulai dari pembunuhan berantai bercirikan pukulan dengan palu, ikatan mematikan yang sama dari satu kasus ke kasus lain, sampai pada "keanehan" psikologi si pembunuh yang setelah melakukan perbuatan keji itu masih bisa menikmati musik klasik (sejujurnya saya selalu bergidik ngeri pada scene-scene ini). Bahkan ketika sang leader sedang berlibur pun, ia dihadapkan pada kasus kejahatan orang-orang yang menurut saya sangat "gila" karena menanam obat-obatan terlarang melalui operasi silikon pada banyak gadis muda. Setiap gambar dibuat detil, backsoundnya juga membuat bulu kuduk merinding. Benar-benar drama thriller mencekam.
Yah, bagaimanapun pada akhirnya saya selesai juga menontonnya. Awalnya sih memang karena ada si cantik Ko Hyun Jung, tapi setelah mengikuti ceritanya, ternyata banyak sekali hal yang dapat dipetik dari drama ini. Terutama adalah tentang bagaimana bekerja dalam sebuah tim. Bahwa di tengah zaman yang semakin berkembang orang semakin sulit menemukan teman sejati yang mampu untuk saling memahami. Maka ketika bertemu rekan di tempat kerja, mereka pun dapat menjadi sedekat keluarga, lewat rasa senasib yang mempersatukan mereka lewat profesi. Saya juga belajar, bahwa ketika seseorang telah dan diakui menjadi pemimpin, jangan sekali-kali mencoba mengkhianati kepercayaan mereka yang dipimpin. Tetaplah berpegang teguh pada kebenaran, ajaklah anak buah untuk selalu bersikap profesional, memegang prinsip dan kokoh berdiri di tengah badai apa pun.
Masih banyak lagi hal lain yang saya temukan, tapi saya rasa saya sudah cukup berbagi. Jadi kalau ingin tahu lebih lanjut, tonton saja sendiri ya. Hanya 20 episode kok, dan dijamin seru, utamanya buat yang suka cerita detektif semacam ini.
Sedikit banyak sudah tahu tentang polisi Korea, lalu bagaimanakah dengan Polisi Republik Indonesia? Apa kabarnya ya???