Monday, 7 March 2011

Just Update

Wow, March has come, and so long do not write here. How are you my blog?

This time I won't write any comments for dramas I am watching, just update some new dramas to inform and recommend for you.

Hmm, lately I am still excited with Sign. The story becomes more and more interesting, I heard in Korea the rating of this drama growing higher too. Great news, isn't?

The-long-way-to-run drama also catch my eyes, again! After New Tales of Gisaeng, there's Sparkling or you can also call it Twinkle Twinkle. First, the only one made me watch this, just because there's Kim Hyun Joo. But the story turns to be interesting too, let's anticipate in the next time.

Seems Joo Sang-wook is the raising star nowadays, after Giant and Paradise Ranch (and cameo on My Princess) now you can see him on The Thorn Bird with Han Hye-jin. But as I watch it, he still stay on the same kind of role, the "prince" role. Live in wealth as a chaebol, good looking, and of course the type that makes all women around the world scream, haha.

Looks like Midas and Royal Family get a warm welcome too, dramas with similar story about a man, desire and money. For saeguk lovers, you can find The Duo, cast by Cheon Jeon-myeong and Han Ji-hye. And for everyone who miss to see Kim Joon T-Max on drama, let's wait Detectives in Trouble with Song Il-gook and Song Ji-hyo.

Wow, so many dramas waiting, but my final assignment is on the line. Hope that I still have enough time to watch all the drama I mention above. But still until today, my favorite one is Sign. I really recommend it to you all.

So this is for today, let us see next time with new spirit and better writing. Bye!!

Thursday, 17 February 2011

Kisah tentang Gisaeng, yang Ternyata Bukan Saeguk

Sejak tanggal 22 Januari lalu ada drama baru yang diputar di SBS, tayang setiap Sabtu dan Minggu jam 21.50 waktu Korea. Judulnya New Tales of Gisaeng (Singisaengdyeon). Kalau dilihat dari posternya kita rasanya akan menyimpulkan ini adalah drama bergenre saeguk seperti Hwang Jini atau Merchant Kim Mandeok. Tapi ternyata, tidak begitu lho saudara-saudari.

New Tales of Gisaeng adalah drama besutan sutradara Son Moonkwon (pernah andil dalam drama Love in Heaven, 2005). Berkisah tentang seorang mahasiswi jurusan tari tradisional berbakat bernama Dan Saran, diperankan oleh Im Soohyang (main juga di Paradise Ranch). Karena bakat dan daya tarik yang dimilikinya ia sampai ditawari untuk menjadi pengajar tari di Buyonggak, satu-satunya rumah gisaeng prestisius yang tersisa di seantero Korea (ceritanya lho!!). Berbakat, cantik, cerdas, 3 kriteria yang diidamkan banyak pria. Tapi ada satu hal, Dan Saran bukanlah gadis dari keluarga kaya, bangsawan atau konglomerat. Karena hal ini maka ia menjadi sedikit tertutup dan tidak percaya diri.

Baru 2 episode yang saya tonton, agak sedikit down waktu baca ulasannya di beberapa situs drama Korea, karena ternyata drama ini masih akan tayang hingga Juli 2011 lantaran durasinya dibuat sampai 50 episode (panjang yaa!?!). Waktu pertama kali nonton, atmosfir yang saya rasakan mirip ketika dulu di awal nonton Giant dan Flames of Desire. Mungkin karena sama-sama berdurasi panjang. Agak sedikit membosankan bagi saya karena scene-nya didominasi oleh masalah orang-orang tua, bahkan Dan Saran yang jadi tokoh utamanya saja belum terlalu banyak muncul. Tapi terima kasih ada kisah Dan Saran-Ah Damo, jadi sedikit lebih seru, hehe.

Ini dia nih Im Soohyang, disini berperan sebagai Dan Saran, mahasiswi berbakat di jurusan tari. Bukan putri dari keluarga kaya atau bangsawan, ibu kandungnya sudah meninggal dan ayahnya pun menikah lagi. Punya seorang adik perempuan bernama Dan Gongjoo. Bersahabat dengan 3 orang gadis jurusan tari lainnya, namun diantara mereka semua ia lebih bersinar lantaran bakat, kecantikan dan ketulusan yang ia miliki. Karena latar belakangnya yang bukan dari keluarga berada, ia kadang menjadi tertutup dan tidak percaya diri, bahkan sampai tidak berani menunjukkan perasaannya pada Ah Damo (kalau bahasa gampangnya mah, minder gitu).
Bagi yang mengikuti Paradise Ranch, ada Im Soohyang juga lho disitu, berperan sebagai Lee Daeun. Pernah juga muncul di filmnya Yoo Seungho, 4th Period Mystery tahun 2009 dulu. Sebagai mahasiswi perfect disini aktingnya cukup oke lah.

Nah kalau ini adalah Seong Hoon, yang berperan jadi Ah Damo. Seorang anak yang tidak begitu dipedulikan sama ayahnya dan harus bersaing dengan seekor anjing bernama Andrew untuk mendapat pengakuan ayahnya itu (ada ya orang yang lebih perhatian sama hewan peliharaan daripada anaknya sendiri, ckckck!). Ah Damo bertemu Dan Saran pertama kali waktu Dan Saran ke rumah Damo memenuhi panggilan untuk menari di depan nenek Damo. Tak disangka mereka bertemu lagi di sebuah arena ski yang membuat keduanya makin saling penasaran. Tapi ya itu tadi, karena perbedaan latar belakang membuat kisah mereka jadi muter-muter dan tidak mulus sama sekali. Kita tunggu saja bagaimana alur akan membawa kisah mereka ya. Kalau diamati lebih jauh, Seong Hoon ini sepertinya aktor baru, mungkin ini debut pertamanya, karena belum pernah tuh saya lihat orang ini di suatu drama sebelumnya.

Satu lagi tokoh penting di drama ini, adalah Han Hyerin yang berperan sebagai Geum Rara, salah satu sahabat Dan Saran tetapi sering iri akan keberhasilan orang lain. Tidak mau kalah, harus dituruti apa maunya, termasuk ketika dia juga suka sama Ah Damo. Ketika Dan Saran mendapat tawaran untuk bergabung di Buyonggak ia pun sedikit tidak terima lantaran merasa lebih cantik dan menarik dari Dan Saran (kayaknya jelek semua ya, maaf ya Rara, hehe). Yang membuat ia sedikit di atas angin adalah latar belakangnya yang berasal dari keluarga kaya, sehingga jika sedikit-sedikit menginginkan sesuatu dapat dengan mudah ia dapatkan. Mungkin perkecualian adalah Ah Damo. Drama ini sepertinya memang dihujani oleh bintang-bintang baru, termasuk Han Hyerin. Walaupun sudah pernah muncul di the Lawyers of the Great Republic of Korea dan General Hospital 2, tetapi masih tetap juga belum familiar, betul?

Selain ke-3 orang diatas, masih ada lagi bintang-bintang lain yang sudah cukup kita kenal. Ada Kim Hyeseon (yang jadi ibunya Janggeum) dan Kim Boyeon (kalau ini mah lumayan banyak dramanya).

Meskipun ternyata drama ini bukan saeguk, tetapi boleh juga kalau dilirik. Walaupun bagi saya tidak se-excited ketika nonton Daemul atau Dong Yi (yang sama-sama panjang), akan saya coba ikuti dulu. Harmoni indah hanbok akan cukup banyak ditemukan dan menjadi salah satu instrumen keindahan penghias drama ini. Selamat menunggu bagi yang ingin punya dvdnya, karena perjalanan masih sangat panjang (sampai Juli lho!). Fighting!!

P.S: semua gambar yang ada disini diambil dari hancinema.net

Wednesday, 2 February 2011

Empat Jempol untuk Sign

Sudahkah Anda menonton Sign? Drama baru dari SBS yang menggantikan Daemul, sudah diputar sejak 5 Januari lalu di negeri aslinya. Drama ini berkisah tentang idealisme seorang dokter ahli forensik yang mengabdikan dirinya pada National Scientific, Criminal and Investigation Laboratory atau yang lebih keren dengan sebutan National Forensic Security (NFS). Seorang ahli forensik yang terus berupaya menemukan kebenaran dari tubuh-tubuh yang telah tak bernyawa, tanpa terpengaruh oleh "angin kencang" di sekitarnya aka power (lebih vulgar lagi adalah suap, nepotisme dkk).

Agak sedikit menakutkan bagi saya untuk menonton drama ini karena ada scene membedah tubuh mayat di dalamnya, dan hampir tidak disensor. Tapi kalau bicara soal misterinya, ini kesukaan saya sekali. Sampai hari ini saya baru menonton 3 episode, namun cukup membuat saya tertarik untuk terus mengikuti jalan ceritanya. Di Korea sendiri kabarnya drama ini disambut baik, buktinya tanggal 28 Januari lalu mampu memimpin kompetisi semua drama yang sedang diputar dengan perolehan rating tertinggi sebesar 17.7 %.

Yang menarik dalam drama ini adalah, sekali lagi Anda akan menemukan banyak pelajaran sama halnya ketika Anda menonton Daemul atau Partner. Bahwa sering sekali kita menemukan realita itu tidaklah sama dengan seperti yang kita harapkan. Ingat Das Sein dan Das Solen kan? Kurang lebih begitulah. Dan kadang-kadang untuk bisa mempertahankan nilai-nilai yang kita yakini itu tidaklah mudah, selalu saja ada yang mengganggu.

Disini kemudian saya juga jadi ingat tentang konsep Conscientizacao milik Paulo Freire. Ketika ada seorang polisi, atau dokter, atau apa pun profesinya, yang begitu idealis berpegang pada kebenaran justru hidup susah, dikucilkan dari pekerjaannya atau malah dianggap sebagai pihak yang salah, pada siapa kita seharusnya meminta pertanggungjawaban? Bukan tempatnya menyalahkan diri sendiri, kawan, tapi Freire mengatakan tuntutlah sistemnya. Dan saya harus akui, Freire ada benarnya. Kita mungkin bisa jungkir balik mencari dan memperjuangkan kebenaran, tapi ketika sistem tidak mendukung kita, habislah sudah. Itu yang dinamakan realita.

Begitulah kira-kira yang dapat saya tangkap dari beberapa episode awal Sign. Ada kisah para senior yang sudah 40 tahun mengabdi untuk kebenaran, namun pada akhirnya harus "menyerah" pada desakan yang menentang misi baiknya. Ada yang kemudian memilih mundur dari jabatannya karena merasa itulah satu-satunya pilihan. Ada pula yang kemudian tergoda untuk menjadi sejahtera dan akhirnya menggadaikan keyakinannya. Semua kembali pada diri kita, seberani apa kita mengambil risiko dalam setiap keputusan.

Namun, kawan, tidak semua penghuni bumi adalah setan. Meski hanya satu atau dua kita masih bisa menemukan sosok-sosok hebat yang mampu mempertahankan idealismenya. Dalam Sign, ini digambarkan pada si tokoh utama, Yoon Ji Hoon (Park Shin-yang), yang sampai akhir tetap memegang teguh nilai-nilai yang diyakininya, meski kemudian harus dimutasi dan dihancurkan karirnya (agak mirip dengan kisah Ha Do-ya ya?).

Jadi, kawan-kawan, tidak ada salahnya menonton drama ini. Meski kadar romance-nya mungkin sedikit, tapi tidak mengecewakan kok. Banyak hal yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dari drama besutan sutradara Jang Hang-joon ini. Four thumbs up dari saya untuk drama ini.

-The living just can tell the lie, but only the dead can tell the truth-
Jeong Byeong-do on Sign, episode 3
(miris sekali ya, semoga kita bukan bagian dari yang hanya bisa berkata bohong)

Saturday, 15 January 2011

Sedikit Catatan sebelum Cabut Internet

Dalam beberapa hari ini sampai beberapa waktu yang akan datang, rasanya saya belum akan menambah catatan kisah disini. Mau tahu kenapa? SAYA AKAN STOP LANGGANAN INTERNET. Ah, merana rasanya. Dari yang setiap hari bisa klik sana sini sepuasnya dalam waktu kapan pun juga, sekarang jadi tidak bisa. Dan kenapa harus stop? Tidak lain karena sang Tugas Akhir yang makin mengejar bak burung elang kelaparan (?!?)

Akan banyak PR nanti saya kira, kalau saya sudah berinternet-ria lagi maksudnya. PR untuk menceritakan lagi beragam kisah menarik yang tersebar di depan mata saya. Khusus drama Korea, ah bisa saya rekomendasikan beberapa dari sekarang. Ada My Princess, drama terbaru duet Song Seung-hoon dan Kim Tae-hee. Tidak terlalu berat sepertinya kalau saya lihat dari ulasannya di hancinema.net. Juga ada Dream High, kisah tentang anak sekolahan, ada Bae Yong-jun jadi cameo disini, juga ada Tacyeon, IU dan T-ara's Eunjung. Sayangnya, drama yang saya tunggu-tunggu, the President, belum juga keluar english subtitlenya. Nggak apa-apa deh, nanti kalau saya sudah bisa nonton online lagi aja ya keluarnya, hehe.

Ada satu lagi yang saya tunggu, Sign, nah kalau ini agak serius deh, serem juga mungkin. Ada investigasi dan bedah-bedahan, plus misteri pembunuhannya lho. Jadi berhati-hatilah. Itu saja rasanya yang baru, soalnya ada beberapa drama juga yang belum selesai. Tetap terus ikuti It's Okay Daddy's Girl dan Athena: the Goddess of War, bagi yang suka Secret Garden, Flames of Ambition dan Queen of Reversal, juga belum kelar, jadi silakan diikuti terus.

Oke, sekian dulu, sampai jumpa nanti ketika internet telah kembali ke pangkuan!! Anyeong!!

Thursday, 30 December 2010

Catatan Akhir Tahun

(gambar diambil dari internet)

2011 akan datang esok malam. 2010 akan segera pergi, menyisakan beragam kisah dan cerita tak berkesudahan. Merangkum perjalanan selama setahun ini tidaklah mudah, apalagi memilah cerita untuk mengukur sejauh mana kita telah melangkah menuju perbaikan diri. Apapun cerita itu, pada akhirnya kedatangan 2011 tak mungkin kita tolak. Meski masih begitu banyak hal yang belum terwujud, meski masih jauh perjalanan untuk mencapai cita-cita dan dambaan yang ingin kita raih.

Layaknya banyak orang telah mengatakan, yesterday was history, maka saya juga menempatkan masa yang telah lalu sebagai sejarah. Sejarah yang sebenarnya tak boleh dilupakan, namun juga tak pernah sengaja saya ingat-ingat. Ketika semua orang, pun media dan lembaga ramai-ramai menyusun lembaran kaleidoskop 2010 dengan beragam macamnya, saya tidak pernah melakukan itu. Bagi saya yang lalu sudah menjadi daun layu, dan bukan menjadi prioritas dalam hati dan logika. Jadi perlu saya katakan bahwa 2010 bagi saya bukanlah sebuah tahun yang istimewa.

Sebagian orang ada yang gembira, sedih atau bangga dengan segera berakhirnya tahun ini. Tapi saya, rasanya biasa saja, tidak ada duka, tidak juga gembira. Hanya optimis, mantap, mulai merenung kembali bahwa di tahun yang akan segera berganti ini perlu ada strategi baru lagi dalam segala hal. Seorang teman mengatakan, saya begitu mudah untuk lupa pada masa yang telah lewat. Ah, bukankah itu memang tipikal bangsa ini, kawan? Dan itu memang sifat manusia juga bukan?

Mudah sekali lupa!!

Yah, bagaimanapun juga adalah tepat rasanya untuk menyongsong datangnya 2011 dengan semangat baru, mengoleksi kembali butir-butir mimpi dan cita-cita yang belum tercapai untuk bisa diwujudkan di tahun depan. Masa depan yang kita sambut dengan perencanaan tidak akan terlalu buruk, meski segalanya tetap akan kembali pada kehendak Tuhan. Bagi masa yang telah lalu, mari kita simpan dalam album memori, entah itu kebahagiaan, euforia, atau bencana sekalipun. Mari bersama-sama optimis menatap hari esok.

Di tahun 2010 ini saya harus berterima kasih pada dosen pembimbing saya, yang telah dengan segala daya memberikan dorongan pada saya untuk terus menggali potensi diri, untuk membuktikan bahwa seorang Oyong pasti bisa melewati hal-hal tersulit sekalipun jika mau terus kerja keras. Terima kasih untuk seluruh sahabat yang ada dimanapun, atas semua yang yang telah kita lewati bersama, baik itu gembira dan tertawa, atau luka dan air mata. Dan yang tak terhingga, terima kasih untuk ibu bapakku, yang telah mencurahkan segala cinta dan cucuran belas kasih yang tak ada ujung. Dan di atas semua itu adalah pada Allah Swt., dari-Nya semua kebahagiaan ini datang. Semoga Engkau tiada henti mencurahkan rahmat di tahun yang akan datang dan seterusnya sampai ajal menjemput, amin.

SELAMAT TAHUN BARU 2011

Wednesday, 29 December 2010

Daemul Telah Berakhir

Ya, Daemul telah berakhir. Dengan kisah yang ber-happy ending, Daemul cukup memberikan warna bagi koleksi drama favorit saya. Meski hanya se-24 episode, tapi rasanya ada banyak hal yang masuk menjadi suatu renungan di kepala.

Akhirnya Presiden Seo Hye-rim mampu menyelesaikan 5 tahun masa jabatannya. Walaupun masih belum mampu membawa Korea Selatan menjadi
the world-first-class country in industry, tapi telah mampu memberikan harapan dan perlindungan bagi rakyatnya. Ceritanya sih begitu, padahal kalau dilihat realitanya mah dunia sudah dipenuhi barang-barang buatan Korea kali. Setelah meletakkan jabatan presidennya, Seo Hye-rim kembali ke kampung halamannya, menyusul Ha Do-ya yang ternyata memutuskan untuk mundur dari jabatan prosecutor dan memilih melanjutkan usaha sup sapi milik ayahnya. Dan kemudian, mereka pun hidup bahagia selamanya, ah Cinderella Story banget nggak sih!! Sementara itu, Kang Tae-san yang sebelumnya mundur dari dunia politik dan pergi ke AS untuk studi hukum lebih lanjut, kembali ke Korea dan masuk ke partainya lagi, berjanji pada Seo Hye-rim akan menjalani karir politiknya kali ini dari awal lagi dengan lebih baik dari sebelumnya. Yah, intinya semua bahagia dah!!

Ada satu hal yang saya pikir menarik disini, bahwa rasanya di Korea sudah tidak membutuhkan perjuangan kesetaraan gender lagi. Kalau dilihat dari Daemul, bagi warga Korea sudah tidak aneh jika seorang perempuan menjadi presiden, atau menjabat posisi-posisi publik yang ada. Tentu apabila disertai dengan kualifikasi dan kemampuan yang baik. Bahkan perempuan di parlemennya dianggap sama dan setara sekali dengan laki-laki. Buktinya saat terjadi
chaos di parlemen gara-gara masalah undang-undang misalnya, perempuan pun ikut-ikutan adu jotos. Ketika kampanye calon presiden, hal yang disorot dari Seo Hye-rim justru bukan pada keperempuanannya, melainkan lebih pada status jandanya, menurut saya dua hal ini beda lho. Ditambah lagi, sepanjang 24 episode Daemul, tidak ada sama sekali disinggung bahwa "presiden perempuan pertama" merupakan suatu hal yang istimewa. Ini sesuatu yang rasanya bisa kita jadikan studi menarik untuk kasus-kasus perempuan dan politik di Indonesia.

Dari Daemul juga bisa diambil sebuah konklusi indah, yang mengatakan bahwa sesungguhnya politik itu baik, politik itu sangat mulia, andai tujuannya benar-benar untuk kesejahteraan seluruh bangsa. Utamanya lagi adalah politik berprinsip yang teguh dan konsisten melindungi dan mengayomi rakyatnya. Demi mewujudkan mimpinya agar rakyat Korea merasa terlindungi dan diperhatikan oleh negara, Seo Hye-rim sejak awal mengedepankan prinsipnya untuk tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum, berlaku seadil dan sebenar-benarnya. Jika kemudian hingga kini masih ditemukan politik yang justru mencederai rakyat, bukan pada tempatnya untuk mengajukan corong pada subjek-subjek tertentu, tapi sesungguhnya itu adalah salah kita bersama, yang tidak peduli pada politik itu sendiri, tidak pernah menengok pada prinsip-prinsip berpolitik sehat dan mulia, membiarkan semuanya berlalu bersama angin, sehingga kemudian menjadi penghakiman secara diam-diam bahwa yang salah itu adalah benar, dan bahwa yang benar justru disalahkan.

Untuk para politisi yang memiliki wewenang agung membuat kebijakan bagi rakyat seluruh negeri, cobalah tengok ke dalam diri masing-masing. Apakah engkau menjadi politisi hanya untuk dirimu sendiri? Apakah engkau menjadi politisi hanya untuk anak, istri dan kerabatmu? Apakah engkau menjadi politisi hanya untuk bisa merasakan mewahnya beroda empat keliling kota? Atau nikmatnya tamasya ke seluruh dunia? Jika tak ada sedikitpun bayangan tangis rakyat yang tercekik akibat harga barang terus naik di matamu, cepatlah turun dari jabatanmu. Jika tak ada sedikitpun skema menyayat hati anak-anak kecil yang tak mampu sekolah di otakmu, segeralah berhenti.

Ah, rasanya saya mulai kena efek jajahan dari Korea nih, jadi semakin
addicted sama drama jenis beginian. Masih ada the President, yang saya harap bisa juga memberikan cakrawala baru bagi pemikiran saya yang masih dangkal. Bagaimanapun, berakhirnya Daemul sedikit menyesakkan, karena kuliah fun-politics saya berarti berakhir juga. Tapi, pidato penutupan yang dibacakan Presiden Seo Hye-rim saat ia mengakhiri jabatannya sangat bagus juga untuk disimak dan direnungkan. Dan dengan itu pula, membuat salam say goodbye dari Daemul menjadi sangat indah dan berharga. Yah, sampai jumpa Ms. President, terima kasih untuk kebersamaan kita, dan lebih terima kasih lagi untuk pelajaran-pelajaran kecil namun bak mutiara kata yang tak terhingga yang kau berikan. I'll be missing you!!

Thursday, 16 December 2010

Saya Binguuung...

Halooo...saya balik lagi. Tapi sebelum bercerita banyak, mau tahu kenapa judul catatan kali ini seperti tertera di atas? Hehe, karena eh karena saya memang lagi bingung. Bingung memilih nih saudara-saudari sekalian, antara menonton Athena: The Goddess of War ataukah berbelok untuk lebih mengikuti The President. Nah lo, dua-duanya oke sih, di masing-masing drama juga ada idola saya, aktor yang saya tunggu-tunggu banget akting mereka di layar drama.

Sebenarnya informasi yang saya terima lebih dulu adalah tentang Athena, yah kira-kira dua bulan yang lalu deh. Saya tertarik menunggu drama ini karena dulu dikabarkan kalau di Athena akan ada Kim Min-jong, alumnus A Man Called God. Ditambah lagi kabar berikutnya mengatakan akan ada Choi Siwon juga (salah satu member Super Junior). Wah bakal seru nih. Kebetulan juga cerita dalam drama ini adalah tentang spionase (namanya juga Iris musim ke-2), salah satu bentuk cerita yang lumayan saya suka.

Judul drama ini adalah Athena: The Goddess of War, mengambil nama dari seorang dewi Yunani, Athena, yang dalam drama ini digunakan sebagai sebuah nama organisasi teroris yang membahayakan seluruh dunia. Kalau dilihat dari berbagai kabar yang beredar tentang drama ini, tampaknya memang drama ini dibuat dengan penuh rencana, dan menjadi salah satu proyek besar akhir tahun yang dijagokan oleh stasiun TV SBS. Kenapa begitu, karena yang saya lihat orang-orang yang tergabung dalam drama ini adalah orang-orang top semua, saudara-saudari sekalian. Ada Cha Seung-won, Jeong Woo-seong, Soo Ae, Kim Min-jong, Choi Siwon, plus Lee Jeong-gil (maaf kalau nggak dilampirkan gambarnya jadi mungkin saudara-saudari sekalian nggak paham yang mana orangnya, tapi bener kok itu orang-orang top semua). Nanti juga akan ada special appearance dari Girl's Generation, BoA dan Kim So-yeon. Sementara itu salah satu soundtrack akan diisi oleh TVXQ. Hayo, gimana coba?

Sementara itu tentang The President sebenarnya baru saya dengar baru-baru ini. Apa yang membuat saya jadi tertarik? Tidak lain adalah karena ada Seongmin (member lain lagi dari Super Junior). Dan ceritanya lagi-lagi sedikit ada hubungannya dengan bidang saya, yakni tentang kisah perjalanan seorang presiden (ada lah ya sedikit politik-politiknya, hehe *maksa). Tapi setelah beberapa hari lalu saya membaca reviewnya di hancinema.net, tampaknya drama ini tidak terlalu menyorot kondisi politik Korea, melainkan lebih kepada kondisi internal rumah tangga sang presiden. Jadi agak sedikit berbeda dengan Daemul yang sama-sama bercerita tentang presiden, coba nanti kita lihat ya. Nah, kalau Athena menjadi andalannya SBS, maka The President menjadi kebanggaan KBS dan sudah mulai diputar sejak 15 Desember di negeri aslinya.

Masalahnya adalah, ketika saya menengok situs langganan tempat saya meng-update drama Korea terbaru, kedua drama itu sudah keluar bersamaan saudara-saudari sekalian, walaupun masih belum ada subtitlenya ya. Lah kan saya jadi bingung, mau pilih nonton yang mana dulu. Sedangkan drama yang kemarin (Daemul, It's Okay Daddy's Girl) saja belum lama mulai. Belum lagi saya juga sambil nonton Conan. Belum lagi masih ada skripsi yang belum beres-beres sampai sekarang. Tuh kan, gimana dong (harusnya sih lebih baik memilih yang prioritas ya, jadi maaf ya saudari-saudari sekalian, maklum mengerjakan skripsi juga butuh hiburan, hehehe). Ini saja sudah saya kurangi lho, sampai nggak nonton Flames of Ambition (padahal drama ini juga banjir aktor-aktris top), Fugitive Plan B (dramanya Rain, tapi saya nggak terlalu tertarik sih dari episode pertamanya), Mary Stayed Out All Night (dramanya Moon Geun-yong dan Jang Geun-seok, yang ini idem sama dramanya Rain, nggak terlalu interest), Home Sweet Home (terlalu horor menurut saya), Secret Garden (ada Ha Ji-wonnya sih, saya kan nggak ngefans sama dia, hehe) dan juga Queen of Reversal (ah ini mah nggak ada tertariknya sama sekali, maaf yaa).

Jadi, gimana nih, setelah saya pikir-pikir sih saya tetap mau nonton dua-duanya. Tunggu saja kalau subtitlenya sudah keluar dan ada hal-hal yang menarik untuk dishare disini, akan saya tulis lagi deh. Silakan saja kalau mau menonton drama yang tidak masuk daftar tontonan saya. Itu kan semata-mata karena saya nggak terlalu tertarik, walaupun orang bilang dramanya lucu, aktornya ganteng, atau ceritanya romantis. Tapi kalau saudara-saudari sekalian mau nonton mah nggak masalah kali, hehe.

Oke, sekian dulu deh hari ini. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya ya!!

Sunday, 12 December 2010

Ini adalah Cerita tentang Ayah

Tadaaa..saya datang lagi..hehe, kali ini dengan membawa oleh-oleh sebuah drama Korea baru yang di negeri asalnya sendiri masih diputar aka belum selesai. It's Okay, Daddy's Girl, itu judulnya.

Jujur nih, sebenarnya saya baru juga baru nonton 3 episode lho, tapi dari ke-3 episode itu saya boleh jamin, dramanya oke (walaupun ceritanya agak rumit ya). Kalau misalnya saudara-saudari sekalian sudah ada yang baca sinopsisnya dari sumber apapun itu, disitu tertulis bahwa drama ini bercerita tentang seorang anak gadis,Eun Chae-ryeong (diperankan oleh Moon Chae-won) yang sangat bergantung pada ayahnya. Sebagai anak bungsu, Chae-ryeong sangat manja, banyak maunya, masih childish banget gitu lah. Tapi kemudian karena ada suatu accident yang menimpa ayahnya (saya belum tahu apa bentuknya), memaksa Chae-ryeong untuk menjadi dewasa.

Dari 3 episode awal yang sudah saya tonton, sepertinya memang sang ayahlah yang menjadi pusat cerita. Bagaimana ia memperlakukan anak-anaknya dengan penuh kasih, tidak memaksakan sesuatu pada sang anak, bertanggung jawab dan benar-benar berusaha melindungi anak-anaknya meski nyawa taruhannya (jadi ingat ayah saya nih, hikshiks). Dia juga tidak segan untuk belajar dari anaknya tentang sesuatu yang ia belum tahu.

Tapi di sisi lain, karena drama ini juga menceritakan keluarga lain lagi, ada juga sosok ayah yang
nyebelin ampun-ampunan. Tidak mau bekerja, justru anaknya yang disuruh mencari nafkah sementara ia santai-santai di rumah. Bahkan ketika ia berulang tahun, ia justru meminta anaknya membiayai liburan yang dia sendiri mengharuskan ke tempat yang jauh lagi mahal. Bayangkan, dari 3 orang putra, semuanya disuruh bekerja, yang bungsu paling parah, sampai-sampai nggak bisa mengambil scholarship dan kuliah karena ayahnya berpikir kuliah nggak bisa mendatangkan uang (emosi saya bergemuruh lho sampai di adegan ini).

Dan lagi-lagi saya harus melihat permainan-permainan menyebalkan di dalam drama, ada suap-menyuap disini, perjodohan yang melihat pada harta semata, seseorang yang meng-
underestimate orang lain seolah-olah orang lain itu bukan manusia, dan banyak lagi yang lain. Yah namanya juga drama, kalau datar-datar saja kan nggak lucu juga. Lagipula dalam realita juga ada yang seperti itu (semoga kita tidak terpengaruh yang jelek-jeleknya ya).

Buat ELF, nah disini kesempatan kita melihat akting Lee Donghae nih. Di drama ini ia berperan sebagai Choi Wook-gi, anak bungsu yang sebenarnya cerdas dan pintar tapi nggak boleh kuliah oleh orang tuanya. Dia malah diharuskan bekerja keras cari uang, dari jadi tukang
laundry, menjual makanan, kerja di pabrik, duh kasian deh ngeliatnya. Tapi cakepnya nggak ilang kok, hehehe.

Yah, pokoknya drama ini oke lah, buat saya sih drama ini mengingatkan kembali untuk selalu sayang dan hormat kepada orang tua khususnya ayah, berusaha memahami bahwa apapun larangan yang diberlakukan ayah pada saya sebenarnya adalah sebuah bentuk kasih sayang. Bahwa sekeras apapun didikan ayah, di balik itu selalu ada potongan kekhawatiran pada sang anak, apakah anaknya sudah makan atau belum, aman atau tidak, dan seperti apapun sikap keras ayah, dia hanya mengharapkan yang terbaik untuk anaknya (terima kasih, Ayah!).

Silakan ditunggu ya saudara-saudari sekalian, nanti kalau dvdnya sudah keluar langsung ambil saja. Sekian dulu ya, sampai jumpa.

P.S. Untuk para ayah yang baik di seluruh dunia, Anda semua hebat!!!

Wednesday, 3 November 2010

Pertama Kali Mengenal FT-Island

Ini pertama kalinya saya lihat salah satu video klipnya FT Island. Judulnya After Love. Kenapa sampai saya share disini? Soalnya saudara-saudari sekalian, waktu mendengarkan liriknya pertama kali, saya tiba-tiba jadi sedih (padahal nggak tahu artinya lho!). Eeh, setelah saya coba-coba cari lirik dan artinya, pantes lah. Mau tahu lagu ini isinya tentang apa? Ternyata tentang patah hati, saudara-saudari! Bagaimana seseorang merasa dikhianati, bagaimana mereka merasa dibohongi, dan semua yang mereka terima dari pasangan mereka selama ini adalah palsu belaka. Pokoke dalem deh!!

Silakan dinikmati ya...

Lumayan lah buat melepas lelah, apalagi kalau seirama dengan kisah Anda, bisa jadi salah satu soundtrack hidup nih, hehehe.

Thursday, 28 October 2010

Sebuah Pesan dari Super Junior's Miracle

*The youngster's dream is the future Korea*

Itulah slogan yang berulang kali didengungkan di salah satu reality show populer di Korea bertajuk Miracle, sebuah acara yang sukses melambung dengan nama Super Junior di belakangnya. Dari ke-13 member Super Junior, 5 diantaranya muncul di acara ini sebagai pemandu, yakni Leeteuk, Kangin, Eunhyuk, Shindong, dan Sungmin (saya tidak tahu persis apakah acara ini masih ada hingga sekarang, karena yang saya tonton sudah edisi lama sebelum Kangin masuk wajib militer).

Saya tidak ingin membahas bagaimana tingkah polah Super Junior disini, bagaimana mereka mampu membawa pemirsa acara ini tertawa tergelak-gelak melihat kelakuan kocak mereka, atau bagaimana mereka bersama-sama memperjuangkan sesuatu hingga berhasil dan terhanyut dalam sebuah perasaan mengharu biru. Namun tidak saya pungkiri juga, Korea pasti bangga mempunyai Super Junior, yang di kala memiliki popularitas sangat tinggi tetap rendah hati dan tidak lupa pada sekitarnya, hingga membuat sebuah program seperti Miracle ini.

Jadi, di Miracle ini Super Junior akan mencari 2 orang muda yang mempunyai mimpi, cita-cita dan keinginan untuk maju, namun terhambat oleh beberapa keadaan. Di beberapa episode yang saya tonton, hambatan itu mayoritas datang dari keluarga, entah itu dalam hal ekonomi, psikologis (keluarga broken home) atau lingkungan sekitar tempat tinggal yang tidak kondusif dan memungkinkan untuk berkembang. Lalu, dengan melihat kompetensi yang ada pada anak-anak muda itu, Super Junior akan mencarikan mentor yang sanggup dan sesuai untuk membimbing mereka. Tidak jarang Super Junior memilih mentor dari kalangan public figure, yang saya lihat mereka pernah menunjuk seorang desainer kondang, pianis terkenal Yiruma, seorang reporter nasional, seorang jaksa wilayah, hingga anggota parlemen dan Menteri Urusan Kesehatan, Kesejahteraan dan Keluarga.

Super Junior lalu akan mempertemukan anak-anak muda berbakat dan bercita-cita itu dengan para mentor. Dari situlah kemudian para mentor akan memberikan arahan, nasihat dan bimbingan untuk memotivasi anak-anak muda itu agar terus gigih mengejar cita-cita mereka.

Hmmm..di awal acara mungkin kita masih tertawa-tawa melihat polah kocak Super Junior, namun ketika sudah sampai di ujungnya, waaah terharu luar biasa. Ya terharu sama anak-anak mudanya, plus kagum dengan cara Super Junior membagi cinta dan kepedulian setelah mereka menerima begitu banyak dukungan dari fans. Dan di atas semua itu, saya pribadi sangat tergugah dengan kesanggupan para public figure, yang di tengah padatnya aktivitas dan kesibukan masih bersedia untuk menjadi mentor bagi anak-anak muda "biasa".

Dengan menulis ini bukan berarti saya begitu "mendewakan" segala sesuatu tentang Korea, hanya ingin berbagi, andai saja orang-orang yang kini sudah menjadi hebat bersedia menengokkan kepalanya sejenak ke sekeliling mereka, lalu dengan penuh kesungguhan memberikan dorongan dan arahan bagi kaum muda yang memiliki harapan dan cita-cita namun menghadapi begitu banyak rintangan dalam perjalanan hidupnya. Saya yakin, anak-anak muda itu akan berterima kasih, meski hanya sekedar perhatian dan dorongan sekecil apapun. Ingat saudara-saudari, seorang Soekarno tidak akan mampu melahirkan konsep nasakom tanpa ia tahu dan dekat dengan seorang HOS Tjokroaminoto. Tak ada seseorang yang sukses tanpa figur seorang "guru" di belakangnya.

Jadi, marilah kita belajar dari Miracle, untuk selalu berbagi kebahagiaan, selalu memberikan dorongan dan semangat bagi sekeliling kita agar kita semua maju bersama-sama dalam kebaikan. Dan bagi Anda yang telah lebih hebat dari kami, kami mohon janganlah merasa berat berbagi ilmu, janganlah merasa berat untuk mendampingi kami dalam meraih harapan-harapan kami, kami tahu Anda pun mempunyai harapan pribadi, namun tidakkah Anda ingin sekeliling Anda berkembang bersama? Mimpi anak muda, adalah masa depan Indonesia (hehe, nyontek banget, maafin ya).

*Terima kasih untuk Bapak dosen pembimbing saya yang terhormat, yang tanpa saya sadari, Bapak telah mendorong saya untuk terus berusaha keras, mencari dan menemukan sesuatu. Maafkan saya yang masih tertatih-tatih memenuhi harapan Bapak. Janji saya, saya akan terus berusaha lebih baik lagi. Insyaallah, amin.